air tanah

Dampak Menggunakan Air Tanah Berlebihan

Air tanah, bukan minyak tanah. Air tanah yang sumbernya dari sumur, atau dari dalam tanah. Kita biasanya mengkonsumsi air tanah dengan cara direbus dulu jika tujuannya diminum. Pemanfaatannya pun banyak, bisa untuk mandi, bersih-bersih, cuci-cuci dan kebutuhan lainnya yang menggunakan air.

Air bersih selalu dibutuhkan setiap harinya. Mampukan bumi kita ini memenuhi kebutuhan air kita jika memanfaatkannya dari air tanah? Sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Ini bukan mengarah kepada kesehatan, tapi pada kelangsungan hidup kedepannya. Tentang apakah air tanah akan tetap ada untuk masa depan? Apakah air tanah bisa memberikan bahaya yang lebih rumit?

Keseimbangan Air Tanah dan Kebutuhan Manusia Pada Air Bersih di Indonesia

Menurut Badan Pusat Statistik, kebutuhan air bersih pada tahun 2020 mencapai 97,3 juta m3 untuk sosial, 456,3 juta m3 untuk bidang niaga dan industri, 163,6 juta m3 untuk khusus, dan 715,2 juta m3 untuk lainnya.

Lalu untuk perbandingannya, mari bahas ketersediaan air di bumi. Komposisi permukaan bumi terdiri dari 71% air dan 29% daratan. Sebanyak 97% adalah air salin dan 3% non salin. Yang 3% itu diklasifikasikan menjadi 68,7% es dan gletser, 30,1% air tanah dan 0,9% air di permukaan.

Baca Juga : Jenis-Jenis Pipa Air yang Wajib Anda Ketahui

Sebanyak 80% kebutuhan air di area rumah tangga, diambil dari air tanah, terutama di daerah urban. Menurut data Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, pada tahun 2018 kita menggunakan air tanah sebanyak 8.155.282 m3. Hingga pada 2019 September, kita menggunakan sebanyak 6.693.949 m3.

Perhatikan keseimbangannya. Serta ingat pula komposisi air tanah di bumi ini berdasarkan komposisi air di dunia, bukan di Indonesia. 30,1% jumlah yang kecil untuk dijadikan tumpuan untuk kehidupan kita dari masa ini hingga masa depan dimana kita sudah tidak menghidupi dunia ini. Dengan kata lain, dampak utama dari menggunakan air tanah secara berlebihan tak lain dan tak bukan adalah kelangkaan sumber air tanah. Namun bukan cuma itu saja.

Dampak Utama Menggunakan Air Tanah Secara Berlebihan

Penggunaan air tanah yang berlebihan, menyebabkan terjadinya kelangkaan. Itu bukan satu-satunya dampak, ada lagi, yaitu adanya penurunan tanah dikarenakan air di dalam tanah telah habis.

Hasil pantauan dari Badan Konservasi Air Tanah (BKAT) Kementerian ESDM pada tahun 2016 menunjukkan, dari 26 titik pemantauan di daerah Jakarta, terdapat 22 titik yang mengalami penurunan permukaan tanah hingga 12 cm. Lalu di 4 titik sisanya terjadi kenaikan tanah hingga 5 cm.

Penurunan permukaan tanah menjadi ancaman tersendiri pada warga yang tinggal di pesisir pantai. Jika tanah terus turun, maka air laut bisa naik ke pemukiman. Belum lagi pembangunan di kota besar yang berakibat pada mencairnya gletser atau es. Es yang mencair menambah massa air, dan air laut makin naik dan bisa saja Jakarta tenggelam jika hal seperti ini terus berlanjut.

Kemungkinan, jika masalah ini tidak diatasi dengan baik, tanah di Jakarta akan terus turun sampai 3-5 meter di bawah permukaan tanah pada tahun 2030 nanti. Bayangkan akan semengerikan apa jika ini terjadi?